OKEGASNEWS.COM
Bandarlampung – Kabar mengenai anggota DPR RI dari Partai Golkar, Aprozi Alam, yang diduga memberikan bantuan sebesar Rp 500 juta kepada MKGR dalam rangka ulang tahun organisasi tersebut, kini santer dibicarakan di kalangan internal partai. Tindakan tersebut memicu perbincangan serius di kalangan pengamat politik, khususnya terkait dengan citra dan etika politik yang selama ini dipegang teguh oleh Golkar.
Menurut seorang pengamat politik pemerintahan yang enggan disebutkan namanya, langkah Aprozi Alam dalam memberikan bantuan uang tersebut bisa jadi merupakan cara untuk meraih simpati, mengingat ia tengah mencalonkan diri sebagai Ketua Golkar Lampung. Namun, pengamat tersebut menyayangkan keputusan itu, karena ia menilai gaya politik yang ditunjukkan oleh Aprozi Alam bertentangan dengan prinsip dasar Golkar.
Menggerogoti Etika Politik Golkar
Golkar, yang selama ini dikenal sebagai partai besar dengan sistem kaderisasi yang masif, berakar pada nilai-nilai etika politik yang mengutamakan integritas dan proses yang tertata dengan baik. Pengamat tersebut menegaskan bahwa partai ini tumbuh dan bertahan berkat pengkaderan yang terus-menerus, bukan melalui praktik transaksi dukungan yang “beli-beli”.
Menurutnya, Golkar selama ini dikenal dengan citra politik yang santun dan tidak urak-urakan, jauh dari perilaku memperjualbelikan dukungan.
“Golkar adalah partai yang bertahan karena prinsip-prinsip pengkaderannya. Jika ini sampai terjadi, maka itu menciderai etika politik partai yang sudah terjaga sekian lama,” ujarnya.
DPP Golkar Tak Akan Diam
Meski tak ada pernyataan resmi dari DPP Partai Golkar, pengamat tersebut yakin bahwa partai berlambang pohon beringin ini tidak akan berdiam diri melihat dinamika yang terjadi. DPP Golkar, menurutnya, pastinya sudah memiliki pandangan tersendiri terkait hal ini. Sebagai partai yang selama ini berpegang pada prinsip kaderisasi, Golkar diprediksi akan mengevaluasi langkah yang diambil oleh Aprozi Alam.
“Ada kemungkinan DPP sudah menyiapkan langkah-langkah yang perlu diambil. Golkar tidak akan membiarkan etika politik mereka tergerus begitu saja,” tambahnya.
Pengaruh Terhadap Pencalonan Aprozi Alam
Di sisi lain, langkah Aprozi Alam ini berpotensi memengaruhi peluangnya untuk meraih posisi Ketua Golkar Lampung. Meski ia memiliki jaringan yang luas dan dikenal aktif di dunia politik, perbuatan yang dianggap bertentangan dengan nilai etika partai dapat membuat beberapa kalangan di Golkar mempertimbangkan kembali pencalonannya. Tidak hanya itu, sorotan publik terhadap langkah tersebut juga dapat memperburuk citra politiknya di mata pemilih.
“Sebagai calon ketua Golkar, ia seharusnya lebih fokus pada penguatan sistem kaderisasi yang ada, bukan mencari cara yang dapat merusak citra partai,” tegas pengamat tersebut.
Golkar dan Masa Depannya
Sebagai partai yang sudah berusia puluhan tahun, Golkar tetap menjadi kekuatan politik yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Keberlanjutan dan kekuatan partai ini tentu bergantung pada kemampuannya untuk menjaga tradisi kaderisasi yang solid, tanpa tergoda oleh praktik yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar partai.
Ke depan, bagaimana DPP Golkar akan merespons situasi ini dan apakah Aprozi Alam akan mampu mempertahankan posisinya sebagai calon Ketua Golkar Lampung, masih menjadi pertanyaan besar. Yang jelas, etika politik Golkar yang selama ini dikenal santun dan berbasis pada pengkaderan akan tetap menjadi barometer penting dalam menentukan langkah-langkah strategis partai ke depannya. (Red)